Fakta Tentang Selat Hormuz, yg Mencuat Setelah Kisruh Israel-Iran
Kamis, 26 Juni 2025 18:45

Suara Pembaca, Jakarta - Selat Hormuz merupakan salah satu jalur perairan paling strategis di dunia. Nama selat ini mencuat setelah kisruh dua negara yaitu Israel dan Iran.
Faktanya, jalur laut sempit antara Iran dan Oman itu menjadi akses perdagangan 20 juta barel minyak per hari (BOPD) alias 20 persen dari total konsumsi global. Hormuz juga merupakan jalur mondar-mandir kapal pengangkut gas alam cair (LNG).
Berikut fakta-fakta seputar Selat Hormuz:
Lokasi Geografis
1. Selat Hormuz terletak antara Teluk Persia dan Teluk Oman.
2. Memisahkan Iran di utara dan Uni Emirat Arab serta Oman di selatan.
Pentingnya secara Strategis
1. Merupakan jalur utama ekspor minyak dunia.
2. Sekitar 20-25% pasokan minyak dunia melewati selat ini setiap harinya (lebih dari 17 juta barel per hari).
3. Ini menjadikannya "choke point" (titik sempit kritis) bagi perdagangan energi global.
Lalu Lintas Kapal
1. Selat ini memiliki lebar sekitar 33 km, tapi hanya ada dua jalur pelayaran selebar 3 km untuk masing-masing arah.
2. Dilewati oleh kapal tanker raksasa dan kapal barang dari berbagai negara.
Ketegangan dan Keamanan
1. Wilayah ini sering menjadi titik konflik geopolitik, terutama antara Iran dan negara-negara Barat (terutama AS).
2. Iran pernah mengancam akan menutup Selat Hormuz sebagai tanggapan atas sanksi internasional.
3. Angkatan laut berbagai negara (termasuk AS dan Inggris) sering berpatroli di sana.
Karakteristik Alam
1. Merupakan perairan sempit dan dangkal dibandingkan samudra terbuka, sehingga navigasinya sangat sensitif dan berisiko jika terjadi konflik.
2. Terdapat pulau-pulau kecil yang menjadi sengketa antara Iran dan negara-negara Teluk.
Negara-Negara Terkait
1. Minyak dari negara seperti Arab Saudi, Kuwait, Irak, dan UEA diekspor melalui Selat Hormuz.
2. Stabilitas selat ini sangat penting untuk ekonomi global, terutama bagi negara-negara pengimpor minyak seperti Tiongkok, India, Jepang, dan Eropa.
Sebagai informasi, akibat serang yang dilakukan Israel terhadap Iran, nampaknya negara tersebut (Iran) serius ingin memblokir Selat Hormuz. Media Pemerintah Iran melaporkan parlemen mendukung rencana penutupan selat tersebut. Kendati demikian, keputusan akhir berada di tangan Dewan Keamanan Nasional Iran.
Eskalasi di Timur Tengah itu meningkat usai Amerika Serikat (AS) ikut campur dengan menyerang 3 situs nuklir Iran pada Sabtu (21/6), yakni fasilitas pengayaan uranium Natanz, Fordo, dan Isfahan. Operasi yang dinamakan 'Midnight Hammer' itu dilakukan Presiden Donald Trump untuk memaksa Ayatollah Ali Khamenei dan pasukannya kembali ke meja perundingan.
Ketidakpastian ini bahkan masih dibayangi masalah perang tarif dagang yang dikobarkan AS. Indonesia menjadi salah satu negara yang dijerat tarif resiprokal Amerika dengan besaran 32 persen. Nasib Indonesia juga belum jelas menjelang batas akhir penundaan implementasi tarif pada 8 Juli 2025.