NAB Rp 550 T per Agustus, Bagaimana Cara Investasi Reksa Dana?

Suara Pembaca, Jakarta - Nilai aktiva bersih (NAB) atau asset under management (AUM) reksa dana naik signifikan per Agustus 2025. Catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), NAB reksa dana senilai Rp 554,26 triliun per Agustus 2025. Angka ini tumbuh signifikan dari Rp 500,90 triliun per Januari 2025.

Vice President Infovesta Utama, Wawan Hendrayana mengungkapkan pendorong utama kenaikan ini adalah kinerja positif reksa dana pendapatan tetap.

Dia menyebut, kenaikan ini tidak lepas dari kondisi pasar. Menurutnya, volatilitas di pasar saham membuat investor lebih banyak beralih ke reksa dana berbasis obligasi, baik surat utang negara (SUN) maupun korporasi. 

Dijelaskan pula tren penurunan suku bunga tahun ini juga menjadi katalis positif. Penurunan bunga mendorong harga obligasi naik, sehingga kinerja reksa dana pendapatan tetap ikut terkerek. 

Lantas, bagaimana cara investasi di reksa dana?

Ada beberapa hal yang harus dilihat saat Anda memutuskan untuk investasi di reksa dana. Pertama, tujuan keuangan. Pastikan Anda punya tujuan yang jelas yaitu jangka pendek, menengah dan jangka panjang. 

Kedua, besarnya dana yang Anda miliki untuk investasi reksa dana. Nominal ini yang akan menjadi penentu berapa lama investasi yang Anda harus lakukan untuk mencapai sebuah tujuan keuangan.

Ketiga, konsisten. Setelah mengetahui tujuan dan nominal yang akan diinvestasikan, selanjutnya adalah konsisten. Setidaknya ada dua strategi investasi reksa dana. Pertama Lump Sum atau investasi dalam jumlah besar di awal. Kemudian Dollar Cost Averaging (DCA) yaitu investasi dengan nominal tertentu secara berkala. Strategi kedua ini bisa Anda lakukan secara konsisten.

Dengan naiknya NAB reksa dana, artinya semakin banyak masyarakat yang menempatkan dana-nya di instrumen investasi yang satu ini. Setidaknya, lakukan diversifikasi aset, agar tidak hanya menempatkan di satu atau dua instrumen saja.